Ketua sekaligus Presiden BYD, Wang Chuanfu, mengakui bahwa penurunan tersebut berkaitan dengan melemahnya keunggulan teknologi BYD—faktor yang selama ini menjadi daya tarik utama perusahaan.
Wang menuturkan bahwa teknologi BYD saat ini tidak lagi se-maju sebelumnya. Meski begitu, ia memastikan perusahaan tengah menyiapkan inovasi besar yang akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Saya katakan teknologi kami saat ini tidak cukup maju karena kami sedang mempersiapkan pengumuman teknologi besar, tetapi saya tidak bisa mengungkapkan rinciannya saat ini," ujar Wang, dikutip dari cnEVpost, Senin (8/12/2025).
Selain faktor teknologi, persaingan harga dan semakin homogen-nya produk di industri kendaraan listrik juga menambah tekanan terhadap BYD. Salah satu tantangan yang ia soroti adalah kemampuan pengisian cepat baterai pada suhu rendah—masalah yang harus ditangani melalui terobosan teknologi.
Wang tetap optimistis BYD bisa bangkit kembali. Dalam 2–3 tahun ke depan, perusahaan akan memperkuat riset & pengembangan, meningkatkan strategi pemasaran, serta memaksimalkan kekuatan teknologinya guna merebut kembali posisi terdepan di pasar NEV.
Ekspansi Global Tetap Berjalan
Menariknya, penurunan penjualan di pasar domestik terjadi bersamaan dengan langkah ekspansi global BYD. Perusahaan tetap mencatat penjualan 480.186 unit NEV pada November 2025—angka bulanan tertinggi sepanjang tahun—meski secara tahunan turun 5,25 persen.
Situasi ini menjadi catatan penting dalam persaingan industri kendaraan listrik global. Publik kini menantikan janji BYD tentang “teknologi besar” yang akan diumumkan.
Jika berhasil menghadirkan inovasi yang benar-benar signifikan, BYD berpeluang kembali memimpin pasar. Namun jika tidak, persaingan ketat di segmen kendaraan listrik bisa semakin menyudutkan posisi mereka.