OTO.VIRALNEWS.ID - Pemerintah saat ini tengah mendorong realisasi proyek mobil nasional yang pengembangannya diamanatkan kepada PT Pindad. Presiden Prabowo Subianto bahkan menegaskan bahwa produksi mobil asli Indonesia tersebut ditargetkan dapat terealisasi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
Menanggapi rencana tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, menyampaikan dukungannya. Namun, ia menekankan bahwa mobil nasional yang dikembangkan seharusnya mengusung teknologi kendaraan listrik, bukan lagi berbasis mesin konvensional.
Menurut Moeldoko, kepemilikan merek mobil nasional merupakan sebuah keharusan bagi Indonesia. Ia menyebut gagasan tersebut sudah lama ia sampaikan, terlebih di tengah transisi global dari kendaraan bermesin bensin menuju kendaraan listrik.
“Dari awal saya sudah bilang, kita harus punya brand nasional. Jangan sampai ketika dunia bergeser dari mobil konvensional ke listrik, kita hanya berganti pemain, tapi tetap jadi penonton,” ujar Moeldoko saat ditemui di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, pengembangan mobil nasional berbasis listrik akan membuat Indonesia berada pada level persaingan yang relatif setara dengan negara lain. Pasalnya, industri kendaraan listrik secara global masih berada dalam tahap awal pengembangan.
“Harapan kita ke depan, bukan lagi ICE (internal combustion engine), tapi fokus ke mobil listrik,” kata Moeldoko.
Lebih lanjut, Moeldoko menilai mobil nasional Indonesia harus mengikuti arah tren otomotif dunia yang kini bergerak menuju elektrifikasi. Jika tetap memaksakan pengembangan mobil bermesin konvensional, Indonesia dinilai akan kesulitan mengejar ketertinggalan dari pabrikan besar yang sudah lama menguasai pasar.
“Karena tren dunia ke sana, jangan lagi membangun ICE. Kita tidak akan bisa mengejar,” ujarnya.
Selain itu, keberadaan mobil nasional berbasis listrik diyakini dapat memperkuat posisi tawar Indonesia di hadapan para produsen otomotif global. Meski demikian, Moeldoko mengakui bahwa langkah pengembangan mobil nasional saat ini terbilang agak terlambat.
“Kalau dari awal kita punya brand nasional, daya tawar kita ke pabrikan besar akan lebih kuat. Tapi memang harus diakui, kita sudah sedikit terlambat,” pungkasnya.