OTO.VIRALNEWS.ID — Industri kendaraan listrik di China terus menunjukkan lonjakan pesat. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata jarak tempuh mobil listrik di Negeri Tirai Bambu meningkat signifikan hingga mencapai 528 kilometer per pengisian penuh.
Angka ini naik 24 persen dibanding tahun 2020, menandakan kemajuan besar dalam teknologi baterai dan efisiensi energi.
Mengutip laporan CarNewsChina, data dari China Passenger Car Association (CPCA) menunjukkan bahwa rata-rata jarak jelajah mobil listrik murni (Battery Electric Vehicle/BEV) kini mencapai 528 km.
Sementara itu, Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) mampu menempuh 137 km, dan Range Extender Electric Vehicle (EREV) sekitar 205 km.
Menurut Cui Dongshu, Sekretaris Jenderal CPCA, dibanding tahun 2020, jarak tempuh BEV meningkat 103 km, PHEV naik 44 km, dan EREV melonjak 80 km. Ia menilai, pencapaian ini merupakan hasil dari inovasi produsen otomotif China yang semakin gencar mengadopsi baterai berkapasitas besar serta sistem manajemen energi yang efisien.
Kini, mobil listrik dengan jarak jelajah 500 km ke atas menjadi standar baru di pasar domestik. Berdasarkan data CPCA, segmen kendaraan listrik dengan jangkauan 500–599 km menguasai 26 persen pasar BEV di China, disusul 600–699 km sebesar 20 persen, dan 400–499 km sebanyak 19 persen. Mobil listrik dengan jangkauan di bawah 300 km bahkan hampir hilang dari pasaran.
Tren serupa juga terlihat pada kendaraan PHEV dan EREV yang semakin irit dan andal.
Pada kuartal pertama hingga ketiga 2025, sekitar 43 persen PHEV mampu menempuh jarak listrik murni 100–149 km, sedangkan 21 persen lainnya sudah mencapai 150–199 km. Sementara 46 persen EREV sanggup berjalan 150–199 km hanya dengan daya baterai sebelum generator bensin aktif.
Produsen besar seperti BYD, Li Auto, dan Nio disebut berperan penting dalam peningkatan efisiensi ini lewat pembaruan teknologi baterai dan sistem penggerak listrik yang lebih hemat daya.
Dengan capaian tersebut, China semakin mengukuhkan diri sebagai pusat inovasi kendaraan listrik dunia. CPCA memproyeksikan tren positif ini akan berlanjut, seiring pengembangan baterai solid-state dan jaringan ultra-fast charging yang terus meluas di berbagai kota besar.
Perkembangan ini membuktikan bahwa revolusi mobil listrik di China bukan lagi wacana, melainkan kenyataan yang tengah mengubah wajah industri otomotif global.