OTO.VIRALNEWS.ID - Bayangkan mobil listrik yang bisa menempuh perjalanan dari Jakarta ke Papua tanpa harus mengisi ulang baterai. Bahkan ketika baterai habis, waktu pengisiannya hanya butuh lima menit untuk kembali penuh.
Kedengarannya futuristik, namun inilah klaim terbaru dari Huawei. Raksasa teknologi asal Tiongkok tersebut baru saja mengumumkan paten baru untuk teknologi baterai solid-state yang digadang-gadang sebagai terobosan besar di dunia kendaraan listrik (EV).
Baterai ini dikembangkan menggunakan elektrolit sulfida yang diperkaya nitrogen, sebuah formula khusus yang diklaim mampu meningkatkan kepadatan energi hingga 400–500 Wh/kg. Angka ini dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan baterai lithium-ion konvensional.
Dalam simulasi laboratorium, baterai tersebut mampu memberikan jarak tempuh lebih dari 3.000 km dalam satu kali pengisian daya. Lebih mencengangkan lagi, proses pengisian dari kosong hingga penuh disebut hanya memakan waktu sekitar lima menit.
Namun, para pakar mengingatkan bahwa teknologi ini masih dalam tahap pengembangan awal. Tantangan terbesar saat ini adalah biaya produksi. Elektrolit sulfida yang digunakan diperkirakan mencapai USD 1.400 per kWh, atau sekitar Rp 21 juta per kWh, membuatnya belum ekonomis untuk diproduksi massal.
Selain itu, infrastruktur pengisian daya ultra-cepat juga masih menjadi kendala. Di banyak negara, termasuk Indonesia, belum tersedia stasiun pengisian daya yang mampu menangani arus listrik sebesar itu dalam waktu sesingkat ini.
Meski begitu, langkah Huawei tetap dinilai signifikan. Walaupun bukan pemain utama di industri baterai, Huawei belakangan aktif berinvestasi dalam riset energi dan teknologi EV.
Banyak pihak meyakini bahwa perusahaan ini tengah mempersiapkan diri untuk menjadi pemain besar di sektor kendaraan listrik global.
Perlu dicatat, klaim jarak tempuh hingga 3.000 km tersebut mengacu pada standar CLTC (China Light-Duty Vehicle Test Cycle). Jika diuji dengan standar EPA dari Amerika Serikat yang lebih ketat, estimasi jaraknya turun menjadi sekitar 2.000 km.
Meskipun begitu, angka ini tetap jauh melampaui rata-rata mobil listrik saat ini yang hanya mampu menempuh sekitar 500–700 km per pengisian.
Saat para pemain besar seperti Toyota, CATL, dan Samsung SDI masih dalam tahap rencana untuk memproduksi baterai solid-state secara massal di kisaran tahun 2027–2030, Huawei justru tampak bergerak lebih cepat.
Jika berhasil direalisasikan, teknologi ini berpotensi menjadi “game changer” yang mampu menghapus dua kekhawatiran utama pengguna EV saat ini: jarak tempuh dan waktu pengisian daya.