Mimpi dan Harapan
Kini, Fandy tengah mencari sponsor untuk menunjang karier balapnya. Selama ini, ia membiayai sendiri keikutsertaannya di berbagai ajang.
Meski tidak keberatan, ia berharap bisa mendapatkan dukungan agar bisa lebih fokus mengembangkan kemampuan.
“Saya sudah membangun mobil untuk kelas ITCR 3600 dan berharap bisa ikut Kejurnas tahun ini. Tapi saya juga mempertimbangkan untuk lanjut di ITCR 1200 dan Agya OMR. Semua tergantung sponsor dan peluang ke depan,” ungkapnya.
Fandy memberikan pesan untuk generasi muda yang ingin mengejar mimpi baik di dunia otomotif maupun profesi lainnya,“Jangan pernah takut untuk mencoba. Kalau punya passion, kejar dengan disiplin dan konsistensi. Mimpi itu harus dibarengi usaha, bukan hanya sekadar keinginan,” pesan Fandy.
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria memberikan apresiasi perjalanan Fandy Adianto sebagai pembalap sekaligus pilot.
“Kami sangat mengapresiasi semangat dan dedikasi Fandy Adianto yang mampu menyeimbangkan dua profesi yang sama-sama menuntut fokus dan keberanian tinggi," ujar Priandhi.
"Kehadirannya di Mandalika dan pencapaiannya meraih podium di dua kelas sekaligus menunjukkan bahwa Mandalika menjadi tempat lahirnya kisah-kisah inspiratif dari lintasan. Fandy bukan hanya pembalap, tapi juga simbol kerja keras, ketekunan, dan mimpi yang tidak mengenal batas,” ungkap Priandhi.
Fandy Adianto adalah bukti nyata bahwa seseorang bisa memiliki dua dunia, dua passion, dan dua jalur kehidupan yang sama-sama menantang.
"Di langit ia terbang membawa penumpang dengan tanggung jawab besar, di darat ia melesat dengan determinasi tinggi. Sebuah kisah inspiratif tentang keberanian, kerja keras, dan cinta pada dua bidang yang berbeda namun sama-sama memacu adrenalin," pungkas Priandhi. (bs)