Gaya pacenote gearbox khas rally yang disukai Haryasandy mampu mengantarkan duet fighter ini ke podium 4 kelas neraka R2.
Keakraban keduanya berlanjut jadi duet yang menjanjikan di ajang sprint rally nasional.
Terakhir, Edwyn Tedja alias Benoz, praktisi media Racing4 Autonews yang berprofesi sebagai arsitek jebolan SMAN 5 dan Itenas Bandung ini cukup sering menjadi navigator dan co-driver beberapa perally rangking nasional di era masa lalu.
Sebelum akhirnya didapuk oleh tim Jangkar Biru mendampingi kakak kelasnya jaman SMA yaitu M Yassin Kosasih.
Dipertemukan saat Kejurnas Speed Offroad di BSD City tahun 2017, Edwyn yang saat itu mendampingi speed offroader Herry Suren dari tim BJM Kalsel kembali reuni dengan Yassin Kosasih dan abah Iman Rahman Volcano.
Navigator asli Garut yang pernah mendampingi beberapa perally senior nasional di ajang speed rally dan sprint rally di Medan, Jawa dan Sulawesi Selatan seperti Irwan Kurniawan, Eddy WS, Yoyok Cempe, Demas Agil, Achmad Deden dan beberapa lainnya ini mengaku surprise dan tertantang didapuk mendampingi M Yassin Kosasih sejak musim 2024 usai menjajal liputan langsung menggeber KE70 tengah musim lalu.
Gaya komunikasi gaul khas Bandung era 80an benar-benar dirasakan Trio Navigator dalam jajaran skuad dan crew team yang mempermudah mewujudkan pacenote rally yang khas serta tajam dan taktis mengatur ritme ciri fighting driver yang merupakan gaya duel Yassin Kosasih, Ali Nurdin dan Haryasandy.
Tidak hanya Edwyn, tentunya Irvan Fauzi dan Dwi Prasetyo juga merasakan atmosfer yang sama.
Semua berawal dari pergaulan dan keakraban di masa lalu tanpa mengabaikan adab dan terus mengemas pacenote yang adaptable sesuai tantangan tiap SS sprint rally. (Tons/Foto: ist)