"Iya, mau gimana lagi. Alam kalo udah gak bisa ketahan. Kami sudah memberdayakan pawang hujan juga, tapi nahan sesaat aja. Yang jelas, selaku penyelenggara sudah maksimal tiap hari mengevaluasi dan memperbaiki trek hingga tengah malam, operator pada lembur," terang Fredi Ojo.
Namun jika benar-benar trek tidak layak digunakan, penyelenggara pun pasrah untuk memindahkan event ke venue yang lebih baik, masih di lokasi wilayah Jawa Barat.
Persoalannya, seperti disampaikan para perally, trek dibuat di atas lahan persawahan dengan karakter tanah lembek dan gembur.
Sehingga susah menjadi lintasan padat dan kering meski telah ditimbun tanah, karena berada di lokasi relatif rendah. Apalagi jika dibarengi guyuran hujan.
Kelar dah!. (budsan)