Dengan demikian, piala Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 bukan hanya simbol juara, tetapi juga simbol persatuan antara olahraga, budaya, dan kreativitas Indonesia.
Arti Mendalam di Balik Desain
Piala ini membawa makna yang dalam dari setiap elemen desainnya. Motif Sasak dan pola Mandalika Circuit menggambarkan keterikatan antara masyarakat lokal dan dunia balap internasional.
Batu alam Lombok di dasarnya menegaskan akar bumi Nusantara sebagai fondasi dari setiap pencapaian besar.
Bentuk melingkar merefleksikan siklus kehidupan dan perjuangan tanpa akhir, sebagaimana perjalanan pembalap yang terus mengejar kesempurnaan setiap lap.
Dan di atas semuanya, piala ini adalah perayaan kehidupan dan kemenangan, sebagaimana semangat masyarakat Lombok yang selalu menyambut setiap pencapaian dengan sukacita dan rasa syukur.
Piala Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 bukan sekadar penghargaan, melainkan karya seni bernilai tinggi yang merangkum kekayaan budaya, ketekunan tradisi, dan semangat kemajuan bangsa.
Dibuat oleh Sweda, pengrajin perak tradisional dari Yogyakarta, piala ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara warisan budaya dan inovasi modern.
Melalui piala yang sarat makna ini, Indonesia kembali menegaskan diri bukan hanya sebagai tuan rumah MotoGP yang spektakuler, tetapi juga sebagai bangsa yang kaya seni, budaya, dan identitas, yang mampu menyampaikan pesan universal.
Bahwa kemenangan sejati adalah hasil dari kerja keras, warisan, dan kebanggaan akan akar budaya sendiri. (bs)