OTO.VIRALNEWS.ID - Tak terasa usia semua orang terus bertambah, termasuk Haji Tinton Soeprapto yang kini memasuki usia 80 tahun. Meski berkepala 8, suaranya masih tetap menggelegar, humoris dan senyum ramahnya yang khas.
Tinton, putra ketiga pasangan Mayjen Soejatmo (alm) dan Koestantinah (almh), lahir pada 21 Mei 1945, dari pernah balap liar di kawasan Senayan, balap motor, balap mobil hingga rally pernah dilakoni.
Pun secara international, Tinton pernah membalap di berbagai negara dan karena dedikasi serta prestasinya mendapat penghargaan Adimanggala Krida dari pemerintah.
Bagi kalangan milenial, mungkin tidak mengetahui bahwa pernah ada pebalap fenomenal dan menjadi idola kawula muda pada masa 1970-1980-an. Ketika itu, Sirkuit Ancol penuh sesak bila pria jangkung itu turun membalap.
Ini cuplikan tentang Tinton di jaman dulu:
Balap menjadi darah dan daging dalam tubuhnya. Maka, tidak berlebihan bila namanya dikenal di seluruh pelosok tanah air. Ketika Tinton memimpin panitia perlombaan Reli Karapan Mobil Tua dari Surabaya ke Bali pada penghujung1987, kendaraan yang ditumpanginya mendadak ngadat. Apa boleh buat, mobilnya terpaksa terdampar di bengkel kecil di Bangkalan, Madura. Rupanya, Tinton tidak sabar menunggu terlalu lama. Iseng-iseng la nangkring dalam becak yang sedang mangkal di tepi jalan. Keruan saja, para tukang becak lain tercengang. Mereka lalu saling berbisik.
Beberapa saat kemudian, orang-orang mulai yakin, sosok asing itu memang Tinton, pembalap beken yang namanya tidak asing lagi. Anak-anak mulai berkumpul mengitarinya. Suasana jadi semarak karena Tinton tak segan-segan bercanda dengan mereka. Kota Bangkalan “geger”. Berita ada pembalap nasional di kawasan itu dalam tempo singkat menyebar. “Saya tahu, ia pasti pembalap Tinton,” kata seorang tukang becak ketika ditanya apakah ia mengenal Tinton. “Tahu dari mana?” la menjawab, “Saya kerap melihatnya di televisi dan di koran.” (Tinton Soeprapto Ananda Mikola, Dari Balap ke Balap, A.R. Loebis, 2000).
Jaman doeloe, Tinton muda terkenal dengan motonya: Anak Bogor. Biar tekor asal kesohor.
Ia amat loyal dengan profesinya sebagai pebalap, mulai dari menangani Sirkuit Ancol pada 1975 dan bersama Hutomo MP mencetuskan berdirinya Sirkuit Internasional Sentul pada 1990.
Pada 1996 dan 1997, di Sirkuit Sentul diselenggarakan kejuaraan Indonesia MotoGP.
Balapan besar lainnya adalah A1GP, Asian F3, ATCC, GP2 Asia, Formula BMW Asia, Formula V6 Asia dan kejuaraan dunia Superbike ( WSBK). Semangat Tinton semakin memuncak.
“Saya semangat sekali karena negara tercinta ini dipercaya sebagai tuan rumah MotoGP. Tapi ini butuh bantuan berbagai pihak untuk menyelenggarakan dan melanggengkannya,” kata Tinton.