Daniel Sanders: Dari Kebun Apel hingga Dominasi Balapan Terberat Duni

Sejak usia 13 tahun, Sanders sudah jatuh cinta pada dunia balap motor, khususnya enduro dan motorcross. Meskipun sering mengikuti kejuaraan lokal, hasilnya tidak selalu memuaskan. Namun, titik balik datang pada 2014 ketika ia meraih gelar nasional U-19 dan finis keenam di kategori offroad.

Perkembangan kariernya semakin terlihat saat KTM merekrutnya pada 2015. Perusahaan itu memberikan kesempatan kepada Sanders untuk berkompetisi di berbagai kategori, hingga ia menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengendarai motor besar dan berat.

Kecepatan serta keberaniannya membuatnya mendapatkan reputasi sebagai pembalap agresif.

Namun, lonjakannya ke Reli Dakar tidak mulus. Pada debutnya di 2021, Sanders berhasil finis di posisi keempat dan menjadi yang terbaik di antara para pemula.

Sayangnya, berbagai insiden dan ketidaksempurnaan kerap menghambat langkahnya, seperti di tahun 2022 saat ia terpaksa keluar akibat kecelakaan.

Di tahun-tahun berikutnya, meskipun kecepatannya menjanjikan, hasilnya belum maksimal karena kurangnya kontrol dan kedewasaan balap.

Transformasi besar terjadi pada 2025. Dengan mentalitas baru yang lebih disiplin dan serius, Sanders menunjukkan dominasinya sejak awal.

Ia memenangi Prolog dan mempertahankan keunggulan hingga garis finis di Empty Quarter, mencetak sejarah sebagai pereli yang mendominasi balapan sejak hari pertama, sebuah prestasi yang terakhir kali dilakukan Marc Coma pada 2009.

Menurut Jordi Villadoms, manajer timnya, perubahan Sanders sangat nyata. “Dia kini lebih fokus dan meminta segalanya dilakukan dengan benar. Banyak yang meragukannya, tapi dia membuktikan bahwa dia mampu tanpa membuat kesalahan,” ujar Villadoms.

Perjalanan Daniel Sanders dari petani hingga pereli juara dunia adalah bukti bahwa dedikasi, transformasi, dan ketekunan dapat membawa seseorang mencapai puncak prestasi, bahkan di ajang balapan terberat di dunia. (lil)