Tips Cegah Rem Blong Agar Perjalanan Lebih Aman

Photo Author
- Sabtu, 19 Juli 2025 | 20:29 WIB
Tips mencegah rem blong
Tips mencegah rem blong

 

OTO.VIRALNEWS.ID - Rem blong hingga kini masih menjadi salah satu penyebab kecelakaan fatal, terutama pada kendaraan besar seperti bus. Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius bagi penyedia jasa transportasi.

Umumnya, rem blong disebabkan oleh kerusakan komponen rem seperti kampas, cakram, atau sistem hidrolik, muatan berlebih, serta teknik pengereman yang keliru. Padahal, faktor-faktor ini bisa dicegah dengan persiapan yang tepat.  Ada beberapa tips atau cara untuk mencegah rem blong.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, bus menempati peringkat kedua moda transportasi terpopuler dengan 6,54 juta penumpang. Hal ini menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat akan moda transportasi umum, sekaligus menjadi peluang bisnis bagi para penyedia layanan transportasi. Peluang ini tentu harus diiringi dengan keseriusan dalam menjaga keselamatan perjalanan penumpang.

Selama periode 2014-2023 setidaknya tercatat 172 kecelakaan yang melibatkan bus. Terbaru, pada akhir Juni 2025, kecelakaan kembali terjadi di Sidoarjo akibat rem blong yang menyebabkan bus menabrak tiga kendaraan.

Kasus ini menambah panjang daftar kecelakaan bus yang secara umum disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor pengemudi dan kegagalan sistem pengereman atau yang dikenal rem blong.

“Ban merupakan komponen kendaraan yang berperan penting dalam mendukung sistem pengereman. Pastikan spesifikasi ban sesuai, terutama dalam hal traksi, daya cengkeram, serta usia pakai ban," ujar Ahmad Juweni, National Sales Manager Truck & Bus Radial, PT Hankook Tire Sales Indonesia.

Berikut beberapa tips penting untuk mencegah terjadinya rem blong:
1. Pastikan Kapasitas Muatan Sesuai Aturan
Pada Peraturan Nomor 55 Tahun 2012, dijelaskan mengenai Jumlah Berat yang Diperbolehkan (JBB) dan Jumlah Berat Kombinasi yang Diperbolehkan (JBKB) untuk setiap jenis bus. Mulai dari bus kecil hingga bus tingkat.

Untuk bus besar yang biasa digunakan untuk perjalanan antar kota aturan JBB berkisar pada 8.000-16.000 kilogram. Selain berat maksimal, jumlah penumpang juga harus sesuai kapasitas kursi, dan distribusi barang bawaan perlu merata. Penumpukan muatan di satu sisi kerap membuat keseimbangan bus terganggu dan berisiko terhadap sistem pengereman.

2. Lakukan kontrol rutin pada kendaraan
Setiap kendaraan umum, termasuk bus, harus melakukan uji kir setiap 6 bulan. Meliputi pengecekan sistem rem, lampu, ban, hingga mesin guna memastikan kelayakan operasional.

Selain itu, sistem rem juga perlu dicek secara berkala setiap menempuh 10.000 km, terutama komponen kampas rem, cakram, minyak rem, dan sistem pendingin rem.

Dianjurkan pula untuk memeriksa indikator tekanan udara ban di dashboard. Tekanan ban yang tidak optimal akan mengurangi traksi serta menyebabkan kendaraan sulit dikendalikan.

3. Optimasi Penggunaan Sistem Deselerasi Pada Bus
Penggunaan pedal rem berlebihan di jalan menurun dapat menyebabkan overheating pada sistem rem terutama di bagian kampas rem.

Saat melalui jalan menurun, pengemudi harus menggunakan gigi rendah tanpa menginjak pedal rem. Untuk menurunkan kecepatan, pengemudi dapat menggunakan fitur exhaust brake, sistem ini memanfaatkan tekanan balik gas buang untuk memperlambat putaran mesin dan menghambat laju kendaraan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Suhartono Viral News

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jetour T2 Disambut Positif, SPK Tembus 700 Unit

Jumat, 19 Desember 2025 | 04:21 WIB
X