OTO.VIRALNEWS.ID - Keputusan mengejutkan Red Bull memecat Christian Horner dari jabatan kepala tim dan CEO pada Rabu pagi menimbulkan spekulasi luas tentang masa depan Max Verstappen di Formula 1.
Langkah ini terjadi di tengah gejolak internal yang telah mengguncang Red Bull Racing selama beberapa tahun terakhir, dan memicu pertanyaan besar: apakah Verstappen akan tetap bertahan?
Pemecatan Horner menjadi babak terbaru dari kemunduran Red Bull yang dimulai sejak wafatnya pendiri tim, Dietrich Mateschitz.
Dalam dua tahun terakhir, tim yang pernah mendominasi F1 berubah menjadi kubu yang terpecah, kehilangan figur penting seperti Adrian Newey dan Rob Marshall, serta menghadapi tekanan internal akibat konflik kepemilikan antara pihak Austria dan Thailand.
Di tengah turbulensi itu, Horner tetap bertahan karena dukungannya terhadap pemilik mayoritas, Chalerm Yoovidhya, hingga akhirnya kepercayaan itu sirna.
Performa Verstappen di lintasan telah menjadi penyelamat Red Bull musim ini. Dengan empat pole dan dua kemenangan, ia nyaris sendirian menjaga reputasi tim, sementara rekan-rekannya gagal tampil kompetitif.
Sebagai juara dunia empat kali, pengaruh Verstappen tidak hanya terbatas di lintasan.
Ia memiliki posisi tawar yang sangat kuat dalam dinamika internal tim, termasuk kedekatannya dengan penasihat senior Helmut Marko, dan ketegangan terbuka ayahnya, Jos Verstappen, dengan Horner pada awal 2024.
Kini, kepergian Horner justru bisa diartikan sebagai upaya mempertahankan Verstappen jangka panjang.
Rumor bahwa sang pembalap sedang mempertimbangkan klausul keluar di tengah musim memperkuat dugaan ini.
Apalagi, pembicaraan informal dengan bos Mercedes, Toto Wolff, sudah mencuat ke permukaan.
Namun, komentar terbaru manajer Verstappen, Raymond Vermeulen, menegaskan bahwa fokus mereka tetap pada performa dan kompetisi, seolah memberi sinyal bahwa Verstappen belum akan hengkang.
Meski begitu, ketidakpastian tetap menyelimuti. Verstappen belum mengindikasikan niatnya secara pasti pasca-2026, saat era baru power unit dimulai.
Ia bisa saja menjadikan momen ini sebagai awal siklus baru di Red Bull atau memilih pergi dan membangun kejayaan baru di tempat lain.