OTO.VIRALNEWS.ID - Hyundai harus menanggung kehilangan gelar juara pabrikan WRC yang menyakitkan setelah kecelakaan yang dialami Ott Tanak di reli Jepang, yang turut berkontribusi pada kegagalan mereka merebut trofi setelah pertama kali gagal sejak 2020.
Kecelakaan tersebut terjadi pada hari terakhir musim dan menyebabkan tim asal Korea Selatan ini kehilangan gelar yang hampir pasti mereka raih.
Mengawali akhir musim dengan keunggulan 15 poin atas Toyota, Hyundai sempat terlihat hampir memastikan titel pabrikan. Tanak memimpin reli di etape 17 dan bahkan berhasil membantu rekan setimnya, Thierry Neuville, meraih gelar juara pereli.
Namun, kecelakaan Tanak membuat Hyundai kehilangan poin pada hari Sabtu dan membuat peluang mereka pada hari Minggu pupus.
Dengan poin yang kini setara, Hyundai dan Toyota sama-sama menatap Power Stage terakhir. Pada klimaks yang mendebarkan, Toyota berhasil meraih kemenangan tipis dengan selisih hanya tiga poin, merebut gelar pabrikan dari tangan Hyundai.
Manajer tim Hyundai, Cyril Abiteboul, mengungkapkan perasaan campur aduk saat melihat Neuville meraih gelar pembalap, namun timnya kehilangan gelar pabrikan hanya beberapa jam setelahnya.
"Kami sudah sangat dekat, dan ketika Anda kehilangan sesuatu yang sangat kecil, itu memang frustrasi," ungkap Abiteboul. Meskipun demikian, ia tetap memberikan penghormatan pada pencapaian Neuville dan Martijn Wydaeghe serta mengakui bahwa Toyota juga layak berada di posisi teratas.
Abiteboul menekankan bahwa timnya perlu belajar dari pengalaman ini dan mengambil inspirasi dari perjuangan Toyota. Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terkait ketidakmampuan tim untuk mengelola situasi dengan lebih baik, khususnya saat gelar dipertaruhkan.
Sebagai mantan bos Renault F1, Abiteboul menyoroti pentingnya perubahan dalam peraturan komunikasi antara tim dan pembalap, yang diharapkan dapat membantu tim mengelola risiko dengan lebih baik.
Di masa lalu, tim bisa memberikan informasi tentang perbedaan waktu di tengah etape, namun kebijakan ini telah dilarang oleh FIA sejak 2015.
"Ini sulit, sangat menyakitkan bagi setiap anggota tim. Namun, saya juga yakin ini menyakitkan bagi Ott dan Martin Jarveoja," kata Abiteboul.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun tim memiliki akses ke data yang sangat besar, kadang-kadang apa yang terlihat jelas bagi tim tidak selalu jelas bagi pembalap.
"Ke depan, kami harus belajar dari kecelakaan ini dan berusaha berkembang, mungkin Toyota sudah melakukannya dengan lebih baik. Kami semua akan terus belajar dan tumbuh dari pengalaman ini," tutup Abiteboul.