Akhirnya, sebuah perjudian diambil oleh Sato ketika dia meminta untuk menggunakan ban kering walau trek masih basah namun cenderung mengering.
“Saya meminta ke tim dan berdiskusi lama di radio. Bahkan rasanya lebih terasa lama ngomong di radio ketimbang mengemudi. Pakai ban kering akan pelan di awal, namun nantinya akan cepat menjelang finis,” ujar Sato.
Dan benar saja. Sato sempat turun hingga ke P6 di awal pemakaian ban kering.
Namun setelah itu dia bahkan menyusul beberapa pebalap sekaligus untuk langsung ada di P2! Dan posisi itu sebenarnya adalah hasil finis di atas trek.
Tak lama kemudian tim AF Corse 54 yang dikendarai David Rigon dengan Ferrari-nya terkena penalti 5 detik akibat pelanggaran di Tikungan 11 pada 7 menit sebelum finis.
Insiden itu melibatkan mobil Ford milik tim Proton Competition 77, yang juga terkena hukuman.
Dan karena selisih antara Rigon dan Sato awalnya hanya 2,3 detik, dengan tambahan penalti itu membuat Sato berbalik unggul dan dianggap jadi pemenang. Rigon dan AF Corse 54 bahkan dianggap finis di P3, kalah dari Team WRT 46.
Bagi Sean, kemenangan bersama tim United Autosports 95 adalah yang kelima di WEC atau kedua di kelas LMGT3.
Tahun 2022 dia menang tiga kali di Spa-Francorchamps (Belgia), Fuji (Jepang), dan Bahrain di kelas LMP2.
Lalu pada 2024 di kelas LMGT3 Brand Ambassador Pertamax Turbo ini menang di Imola.
“Semua punya peran besar untuk kemenangan ini. Darren di awal sangat bagus, dia memastikan mobil aman di P1. Marino melakukan apa pun yang dia bisa di tengah kondisi sulit dan membawa mobil hingga finis. Ini adalah bukti dari hasil kerja kami selama ini, seberapa berat pun pekerjaan itu,” ujar Sean Gelael.