OTO.VIRALNEWS - Pertamina kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung dunia motorsport internasional melalui penyediaan Pertamax Turbo sebagai bahan bakar resmi untuk ajang Porsche Carrera Cup Asia (PCCA) seri ke-10, 11, dan 12 serta Porsche Sprint Challenge Indonesia (PSCI) yang berlangsung di Pertamina Mandalika International Circuit pada 22–24 Agustus 2025.
Ajang balap bergengsi ini menghadirkan puluhan pembalap dari berbagai negara dengan mobil Porsche 911 GT3 Cup yang terkenal dengan performa tinggi.
Keandalan dan konsistensi bahan bakar menjadi faktor kunci yang menentukan kelancaran jalannya lomba, sehingga kehadiran Pertamax Turbo sebagai pilihan utama bahan bakar semakin memperkuat reputasi Indonesia sebagai tuan rumah balapan kelas dunia.
Standar Tinggi Pertamax Turbo untuk Balapan Kelas Dunia
Pertamax Turbo merupakan bahan bakar unggulan dari Pertamina dengan Research Octane Number (RON) 98, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mesin berperforma tinggi, termasuk mobil balap.
Formulasi khusus dengan teknologi Ignition Boost Formula (IBF) membuat Pertamax Turbo mampu memberikan pembakaran lebih sempurna, tenaga yang optimal, serta akselerasi responsif.
Selain itu, Pertamax Turbo memiliki kadar sulfur yang sangat rendah, yaitu maksimal 50 ppm, sehingga ramah lingkungan sekaligus menjaga kebersihan ruang bakar mesin.
Hal ini sangat penting dalam ajang balap, di mana mesin bekerja pada putaran tinggi secara terus-menerus dan membutuhkan bahan bakar yang tidak hanya bertenaga, tetapi juga stabil dan bersih.
Keunggulan Pertamax Turbo untuk Mobil Balap
Dalam konteks balapan seperti Porsche Carrera Cup Asia dan Porsche Sprint Challenge Indonesia, Pertamax Turbo menghadirkan sejumlah keunggulan yang menjadi alasan utama penggunaannya:
1. Tenaga Maksimal dan Konsisten
Mesin Porsche 911 GT3 Cup yang digunakan para pembalap memiliki konfigurasi mesin flat-six 4.0 liter dengan tenaga mencapai lebih dari 500 hp.
Dengan Pertamax Turbo, tenaga tersebut dapat dikeluarkan secara konsisten sepanjang balapan, tanpa kehilangan performa akibat ketidakstabilan bahan bakar.
2. Akselerasi Lebih Responsif
