"Kalau dari FIA sih kami masuk di kelas Am. Tapi kan Am bisa masuk Cup. Penginnya sih di Cup kalau memang bisa hehe," lanjut Umar, pembalap mobil Indonesia pertama yang tampil di Olimpiade Motorsport Games Valencia Spanyol tahun lalu.
Tampaknya, Umar tidak ingin mengalami kejadian seperti di TCR Asia Series tahun lalu. Di mana dari 4 pembalap Indonesia yang berlaga hanya dia yang masuk kategori Pro. Tiga lainnya di Cup Class yaitu Benny Santoso, H Dypo Fitra dan Budiyanto.
Padahal mereka sama-sama baru pertama kali berkompetisi di TCR Asia Series. Meski hingga seri 4 memimpin klasemen di antara pembalap Indonesia secara Overall, Umar terpental dari 3 besar Pro Class di akhir kompetisi.
Lamborghini Rear Wheel Drive
Satu tantangan yang harus mampu diatasi Umar dan H Dypo pada Lamborghini Super Trofeo Asia kali ini adalah sistem penggerak roda pada Lamborghini Huracan STO Supertrofeo yang dipakai lomba nanti.
Pasalnya, baik Umar maupun H Dypo selama ini terbiasa balap dengan basic mobil berpenggerak roda depan alias Front Wheel Drive (FWD).
"Karena biasa FWD, terus kini pake RWD (Rear Wheel Drive), pasti butuh banyak adaptasi. Selain itu, mobil Lamborghini juga cenderung oversteer," ungkap Umar.
Hal itu dirasakan saat melakukan latihan resmi Lamborghini Super Trofeo Asia di Sepang International Circuit Malaysia belum lama ini.
Sistem perlombaan endurance race dengan durasi 50 menit + 1 laps. Balapan digelar 2 race pada Sabtu dan Minggu.
Umar dan H Dypo didampingi Taqwa Suryoswasono (Chief Engineer), Keneth Koh (tuner Malaysia), Reyno Romain dan Rezka selaku Team Support. (budsan)