autonews

Penjualan Mobil Belum Pulih, Gaikindo Turunkan Target 2025 Menjadi 780 Ribu Unit

Senin, 8 Desember 2025 | 23:25 WIB
Kemeriahan pameran otomotif GJAW

OTO.VIRALNEWS.ID - Lesunya pasar otomotif nasional sepanjang 2025 memaksa Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memangkas target penjualan mobil baru tahun ini. Hingga Oktober, penjualan roda empat tercatat belum membaik dan justru menurun dibanding tahun sebelumnya.

Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, mengonfirmasi bahwa target penjualan 2025 direvisi menjadi 780 ribu unit. Angka tersebut turun sekitar 100 ribu unit dari proyeksi awal yang berada di kisaran 850 ribu hingga 900 ribu unit.

"Sudah kami revisi, menjadi 780 ribu unit," ujar Jongkie saat dihubungi Liputan6.com, Senin (8/12/2025). Ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai faktor yang melatarbelakangi penetapan angka tersebut.

Data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil hingga Oktober 2025 baru mencapai 633.844 unit secara wholesales dan 660.659 unit secara retail. Kinerja tersebut lebih rendah dibanding periode yang sama pada 2024, yakni 711.064 unit wholesales dan 731.113 unit penjualan ritel.

Meski demikian, Gaikindo sebelumnya masih memandang adanya peluang tren perbaikan menjelang akhir tahun. Ketua Umum Gaikindo, Putu Juli Ardika, menyebut pameran otomotif GJAW 2025 yang berlangsung pada 21–30 November diharapkan mampu mengangkat penjualan lewat berbagai program yang ditawarkan peserta.

"Kami berharap berbagai program tersebut akan menciptakan momentum penjualan yang masif sekaligus menjadi pendorong penting bagi industri nasional menjelang tutup tahun," ujar Putu saat pembukaan GJAW 2025.

Sementara itu, pemerintah memastikan bakal menghentikan insentif mobil listrik pada tahun depan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut anggaran untuk insentif EV akan dialihkan untuk mendukung proyek mobil nasional.

Airlangga mengatakan pemerintah telah menggelontorkan sekitar Rp 7 triliun untuk insentif kendaraan listrik, di tengah perkembangan industri yang mulai bergerak dengan hadirnya komitmen pembangunan pabrik di Indonesia.

"Kita sudah memberikan fasilitas agar industri EV ini bergerak besarnya sebesar Rp 7 triliun," kata Airlangga dalam Indonesia Connect Outlook 2026 di Jakarta.

Ia menambahkan, hadirnya pabrik mobil listrik di dalam negeri akan menekan biaya produksi karena peralihan dari skema impor CBU menjadi CKD yang memiliki bea masuk lebih rendah.

"Jadi dengan adanya pabrik tentu cost mereka akan lebih murah karena mereka bisa menikmati yang namanya CKD," ujarnya.

Tags

Terkini

Jetour T2 Disambut Positif, SPK Tembus 700 Unit

Jumat, 19 Desember 2025 | 04:21 WIB