OTO.VIRALNEWS.ID - Yamaha menyusun peta jalan komprehensif untuk mencapai netralitas karbon, menekankan bahwa elektrifikasi hanyalah salah satu dari beberapa jalur yang layak ditempuh.
Selain motor listrik, Yamaha memilih pendekatan multi-jalur yang mencakup pengembangan teknologi hidrogen, biofuel, dan e-fuel. Strategi ini bertumpu pada keahlian Yamaha selama puluhan tahun dalam teknologi mesin pembakaran internal sekaligus menjajaki kolaborasi untuk memperluas kapabilitas teknologinya.
Alih-alih berkomitmen penuh pada mobilitas listrik saja, produsen kendaraan roda dua asal Jepang ini berpendapat bahwa adopsi EV global sangat bergantung pada kematangan infrastruktur di setiap negara.
Pendekatan spesifik seperti ini, menurut perusahaan, akan membantu menyesuaikan produk dengan kebutuhan di masing-masing negara dan memastikan transisi yang lebih lancar ke sumber energi alternatif.
Presiden Yamaha, Motofumi Shitara, menekankan pentingnya memanfaatkan platform internal dan kemitraan strategis untuk mempertahankan daya saing.
Salah satu kolaborasi tersebut adalah investasi Yamaha di perusahaan rintisan India, World of River, yang mengembangkan skuter listrik di bawah perusahaan grupnya yang berbasis di Bengaluru, River Mobility.
Langkah ini sejalan dengan tujuan Yamaha yang lebih besar untuk memasuki pasar kendaraan listrik (EV) yang sedang berkembang sekaligus memperkuat kehadirannya di negara-negara berkembang Asia.
Dalam laporannya, Yamaha juga mencatat penurunan di pasar kendaraan roda dua premium India, dengan menyebutkan kekurangan semikonduktor dan pemulihan permintaan yang lambat sebagai kendala.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Yamaha tetap berkomitmen pada strategi produk premiumnya, memperluas jaringan dealer Blue Square di seluruh negeri, dan bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan dengan konsumen muda, khususnya Gen Z.
Untuk meningkatkan efisiensi manufaktur, Yamaha meluncurkan "Value Innovation Factory (VIF)” secara global. Inisiatif ini memadukan transformasi digital dengan optimalisasi produksi, termasuk proses perakitan otomatis dan inovasi rantai pasokan.
Yamaha juga telah memperkenalkan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan lebih dari 800 karyawan dalam transformasi digital, memastikan penerapan strategi VIF yang cepat dan hemat biaya di seluruh jaringan globalnya.
Shitara, yang sebelumnya memimpin Yamaha Motor India, kini berfokus untuk mengarahkan perusahaan melewati ketidakpastian geopolitik, gangguan perdagangan global, dan tantangan demografis seperti populasi lansia di Jepang. Di bawah kepemimpinannya, Yamaha bertujuan untuk menjadi lebih gesit dan didorong oleh inovasi.
Meskipun baru-baru ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan daya tarik pasar dengan beberapa teknologi baru, Yamaha sedang mengevaluasi kembali prioritas Litbang-nya.