autonews

Tengah Alami Krisis, Nissan Kucurkan Rp 22 Triliun Demi Mobil Listrik di China

Rabu, 30 April 2025 | 17:48 WIB
Logo Nissan.

OTO.VIRALNEWS.ID - Meski tengah menghadapi krisis keuangan terburuk dalam sejarah perusahaan, Nissan Motor Co justru mengumumkan langkah besar. Pabrikan otomotif asal Jepang ini resmi menginvestasikan US$ 1,37 miliar atau sekitar Rp 22 triliun untuk memperkuat posisinya dalam transisi kendaraan listrik di pasar Tiongkok.

Untuk diketahui, Nissan diperkirakan mengalami kerugian antara 700 hingga 750 miliar Yen (sekitar Rp 91 sampai Rp 97 triliun) pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025. Namun, langkah investasi besar ini merupakan bagian dari strategi jangka menengah perusahaan agar tetap relevan di tengah persaingan ketat dari merek lokal yang agresif meluncurkan mobil listrik.

Mengutip laporan Carnewschina, Nissan berencana merilis delapan model elektrifikasi baru hingga 2026, melalui kerja sama dengan mitra lokalnya, Dongfeng Motor. Model tersebut terdiri dari kendaraan listrik murni (BEV) dan hybrid, menyesuaikan tren permintaan pasar yang kian condong pada mobil ramah lingkungan.

CEO Nissan, Makoto Uchida, menyatakan bahwa pasar China kini telah menjadi pusat inovasi kendaraan listrik global. “Investasi ini menunjukkan komitmen kami untuk beradaptasi dengan cepat dan menghadirkan produk yang sesuai kebutuhan konsumen lokal,” ujarnya.

Sebagai bagian dari rencana ekspansi ini, Nissan akan meningkatkan kapasitas produksi serta memperkuat integrasi lokal, termasuk di bidang riset dan pengembangan. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat peluncuran produk dan menekan biaya produksi, agar tetap kompetitif di tengah dominasi merek seperti BYD dan Nio.

Tekanan dari produsen mobil listrik asal China memang semakin kuat. Banyak merek lokal yang mengusung strategi harga agresif guna merebut minat pasar domestik, sekaligus menggeser posisi merek global seperti Nissan.

Nissan menilai, kolaborasi dengan Dongfeng serta tambahan investasi menjadi langkah penting untuk mempertahankan pangsa pasar di China. Apalagi, penjualan mobil listrik di negeri tersebut diprediksi tembus 11 juta unit pada 2025—hampir dua kali lipat dari total penjualan pada 2023.

Tags

Terkini

Jetour T2 Disambut Positif, SPK Tembus 700 Unit

Jumat, 19 Desember 2025 | 04:21 WIB