autonews

Hadapi Krisis Terbesar, Nissan Tutup Pabrik di Wuhan dan Rugi Rp 97 Triliun

Senin, 28 April 2025 | 19:42 WIB
Logo Nissan.

OTO.VIRALNEWS.ID - Nissan Motor Co. memutuskan untuk menghentikan produksi di pabriknya di Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada akhir tahun fiskal 2025. Keputusan ini diambil setelah tingkat operasional pabrik tersebut anjlok drastis hingga di bawah 10 persen akibat ketatnya persaingan dengan produsen lokal.

Dikutip dari Japan News, pabrik Wuhan yang baru beroperasi sejak 2022 sebenarnya memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 unit per tahun. Namun, produksi model seperti Nissan Ariya dan X-Trail hanya mencapai sekitar 10.000 unit per tahun pada 2022 dan 2023.

Sejak 2024, pabrik ini mencoba meningkatkan operasional dengan memproduksi kendaraan listrik untuk Dongfeng Motor Corp, mitra usaha patungan Nissan di China. Namun upaya itu tak cukup untuk membendung penurunan performa.

Nissan kini menghadapi proyeksi kerugian bersih hingga 750 miliar yen atau sekitar Rp 97 triliun pada akhir Maret 2025, menjadi yang terburuk dalam sejarah perusahaan. Penjualan di China pun terus merosot, turun 12 persen pada 2024 menjadi hanya 700.000 unit, separuh dari volume penjualan tahun 2018 sebelum pandemi.

Nissan sebelumnya juga menutup pabrik di Changzhou, Provinsi Jiangsu, pada Juni 2024. Dengan penutupan Wuhan, Nissan kini hanya mengoperasikan empat pabrik di China. Seorang pejabat senior bahkan membuka kemungkinan akan ada penutupan pabrik tambahan.

Selain penutupan pabrik, Nissan menghadapi ancaman tarif tinggi untuk ekspor 100.000 unit mobil dari China ke Amerika Serikat dan Eropa. Ini berpotensi semakin memperburuk kondisi keuangan mereka.

Dilaporkan oleh Carscoops, Nissan mengalami krisis keuangan terdalam sepanjang sejarah. Kerugian ini dipicu oleh penurunan nilai aset di pasar utama seperti Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, dan Jepang, serta tambahan biaya restrukturisasi sebesar 60 miliar yen atau sekitar Rp 7,8 triliun.

Langkah efisiensi pun dilakukan besar-besaran, mulai dari pemutusan hubungan kerja terhadap 9.000 karyawan, penutupan pabrik, hingga penyederhanaan lini produk, demi menghemat lebih dari Rp 40 triliun. Namun, Nissan mengakui bahwa restrukturisasi saja tidak cukup dan membutuhkan mitra strategis baru setelah gagalnya pembicaraan merger dengan Honda.

Tags

Terkini

Jetour T2 Disambut Positif, SPK Tembus 700 Unit

Jumat, 19 Desember 2025 | 04:21 WIB