Penggunaan relawan dalam penyelenggaraan event MotoGP bukanlah hal baru. Berbagai negara telah menerapkan sistem serupa dengan pendekatan yang beragam:
Australia : Menurut laman Australian Motorcycle Grand Prix 2025, setiap tahun, lebih dari 600 relawan terlibat sebagai Race Officials dalam Australian Motorcycle Grand Prix. Mereka menjalankan berbagai peran, seperti Flag Marshal, Communications, dan Track Marshal. Setiap relawan diberikan dua tiket tamu, akses ke sirkuit selama tiga hari, serta fasilitas camping gratis di area sirkuit.
Jerman (Sachsenring): Menurut laman ADAC Motorsport Jerman, relawan di Grand Prix Jerman berperan sebagai steward di tribun penonton, area event, dan area parkir. Mereka menerima tunjangan, paket suvenir, dan kesempatan untuk membeli tiket dengan harga diskon untuk keluarga atau teman.
Prancis (Le Mans) : Menurut laman Eventsvolunteer, relawan di MotoGP Prancis berkontribusi dalam berbagai aspek, termasuk pengelolaan area penonton dan dukungan logistik.
Mereka memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari tim MotoGP yang ikonik dan berkontribusi pada event motorsport bergengsi.
Keberhasilan penyelenggaraan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 tidak lepas dari peran vital para relawan yang dengan dedikasi tinggi mendukung setiap aspek operasional event.
Melalui kolaborasi yang solid antara MGPA, Bank Mandiri, dan masyarakat lokal, sistem administrasi yang efisien dan transparansi dalam penyaluran honor dapat terwujud dengan baik.
Pengalaman ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi relawan, tetapi juga menjadi model pemberdayaan masyarakat dalam skala internasional.
Priandhi Satria: Volunteer Representasi Kemampuan Dan Keramahan Indonesia di Mata Dunia
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, menjelaskan bahwa volunteer bukan hanya sebagai tenaga pendukung, tetapi juga sebagai representasi dari keramahan dan profesionalisme Indonesia di mata dunia.
Proses seleksi volunteer dimulai dengan pendaftaran terbuka yang menarik minat masyarakat, terutama generasi muda Nusa Tenggara Barat (NTB).
Priandhi Satria mengapresiasi tingginya antusiasme tersebut dan menekankan pentingnya proses seleksi yang transparan dan profesional.
“Kami ingin membangun tim yang tidak hanya terampil, tetapi juga berintegritas tinggi,” ujarnya.