“Biasanya di detik-detik terakhir baru meningkat. Seluruh pembalap akan hadir, termasuk 10 pembalap top dunia. Jadi ini tentu akan menjadi daya tarik besar,” katanya.
Dukungan Media dan Tantangan Aksesibilitas
Priandhi menekankan pentingnya peran media dalam membangun semangat publik. Ia menyebut media sebagai elemen kunci mempromosikan keseruan menonton MotoGP di Lombok.
“Strateginya kalau saya ya, pertama media membesarkan event ini. Media is number one. Kedua, suka atau tidak kita harus mendukung event ini yang sudah disediakan pemerintah. Sirkuitnya sudah ada, jadi apakah kita hanya mau duduk bersedih hati atau mau gencar mempromosikan,” tegas Priandhi.
Meski demikian, ia tidak menutup mata terhadap tantangan aksesibilitas. Penerbangan langsung dari luar negeri ke Lombok masih terbatas, sehingga penonton mancanegara harus transit di Bali atau Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan.
“Jumlah flight masih sedikit, sementara permintaan tinggi. Jadi ini menjadi tantangan tersendiri,” ujarnya.
Dampak Ekonomi dan Keterlibatan Lokal
Selain menjadi ajang sportainment, MotoGP Mandalika juga memberi dampak ekonomi besar bagi Lombok dan NTB.
Priandhi menyebut belanja penyelenggara mulai dari sewa tenda, penyediaan konsumsi ribuan volunteer, hingga keterlibatan UMKM, semuanya mengalir ke masyarakat lokal.
“Uang yang kami keluarkan itu masuk ke ekonomi lokal. Jadi ini manfaat nyata yang harus kita besarkan bersama,” jelasnya.
DORNA Goes to School
Tahun ini, MGPA bersama Dorna menghadirkan program baru yang lebih dekat dengan generasi muda.
Program tersebut meliputi “Dorna Goes to School” serta undangan bagi seribu pelajar untuk menyaksikan langsung aktivitas di garasi tim MotoGP pada hari Jumat sebelum balapan.
“Dorna akan mengunjungi dua sekolah, lalu mengundang seribu pelajar ke sirkuit. Mereka bisa melihat langsung kerja mekanik, pembalap, dan merasakan atmosfer MotoGP. Tujuannya untuk menumbuhkan mimpi besar di kalangan pelajar,” kata Priandhi.