Bincang Eksklusif Priandhi Satria dan Ahmad Jayadi : Mandalika Racing Series Bukan Sekadar Balap Motor

Photo Author
- Sabtu, 1 November 2025 | 15:29 WIB
CEO MGPA Priandhi Satria (kiri) dan legenda balap motor Indonesia, Ahmad Jayadi
CEO MGPA Priandhi Satria (kiri) dan legenda balap motor Indonesia, Ahmad Jayadi

 

 

OTO.VIRALNEWS.ID -  Di sela-sela gelaran final round Pertamina Mandalika Racing Series (MRS) 2025, dua sosok penting di balik lahir dan berkembangnya ajang balap motor nasional ini berbincang hangat di area _pitlane_ Pertamina Mandalika International Circuit.

Mereka adalah Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, dan legenda balap nasional sekaligus perwakilan dari Pride Motorsport, Ahmad Jayadi, promotor penyelenggara Kejurnas roda dua di Mandalika.

Berikut petikan wawancara:

Priandhi Satria : Kita bertemu lagi di Mandalika, Mas Jayadi. Rasanya seperti reuni teman lama. Dulu tahun 2023, kita bersama Pak Eddy Saputra dan Mas Arief Syahbani berdiskusi di Cikini, di kantor Pak Eddy, untuk membuat satu ajang balap mengisi kekosongan jadwal WSBK. Dari situlah lahir nama Mandalika Racing Series.

Waktu itu kita mulai dengan hanya 15 starter, dan kini sudah memasuki tahun ketiga dengan lebih dari seratus pembalap. Luar biasa perjalanannya.
Bagaimana Mas Jayadi melihat perkembangan MRS hingga saat ini?

Ahmad Jayadi: Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Awalnya MRS hadir karena ada kesempatan dari slot kosong Asia Talent Cup waktu itu. Tapi siapa sangka, kesempatan itu menjadi titik awal sejarah baru motorsport Indonesia. Mandalika kini jadi ikon balap nasional. Semua pembalap bermimpi bisa turun di sini.

Dari situ kami di Pride Motorsport merasa bangga bisa mewadahi pembalap muda untuk berkompetisi di sirkuit berstandar internasional. Awalnya hanya 15 starter, kini semakin banyak peserta dari berbagai kelas. Bahkan tahun 2024 kami menambah kelas Junior Sport Under 15, dan tahun ini resmi jadi Kejurnas. Perjalanan ini panjang, tapi hasilnya membanggakan.

Priandhi Satria: Betul sekali. Kalau dipikir-pikir, MRS ini lahir karena keberkahan juga. Kalau waktu itu slot WSBK tidak kosong, mungkin MRS belum tentu lahir.

Ahmad Jayadi: Betul, Om. Tapi justru karena “kekosongan” itu kita punya kesempatan membangun sesuatu. Sekarang hasilnya terlihat. Dulu pembalap Indonesia hanya mendominasi di kelas Underbone, tapi sejak adanya MRS, kita bisa lihat pembalap kita bersaing di kelas 250cc, 600cc, bahkan 1000cc.

Mereka bukan cuma ikut, tapi benar-benar berebut podium. Itu bukti bahwa MRS punya dampak besar terhadap peningkatan level pembalap Indonesia.

Priandhi Satria: Saya juga memperhatikan dari sisi disiplin. Sekarang sistem penalti di MRS sudah diterapkan dengan sangat profesional. Dulu sempat ada sistem denda uang, tapi Pride Motorsport menggantinya dengan penalti waktu atau time penalty agar lebih mendidik. Tujuannya supaya pembalap belajar disiplin, bukan sekadar membayar kesalahan.

Bagaimana pandangan Mas Jayadi tentang perubahan ini?

Ahmad Jayadi: Itu langkah yang tepat. Karena dunia balap internasional menuntut disiplin tinggi, mulai dari speed limit di pitlane sampai waktu persiapan di grid. Dengan sistem penalti, pembalap belajar mengelola waktu dan tanggung jawabnya sendiri. Kalau terlambat, ya rugi di lintasan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rama Pratama

Tags

Rekomendasi

Terkini

X