Benny akhirnya finish P3 di kelas Cup (AM). Not to bad. Kombinasi P1 dan P3 pada debutnya di Shanghai International Circuit, menandai pembuka TCR Asia Series 2025.
Benny pun kembali naik podium sebagai juara ketiga, dengan menebar senyum. Sebagai satu-satunya pembalap Indonesia yang turun di ajang ini, mampu bersaing dengan 18 pembalap lainnya sebuah kebanggaan tersendiri.
Makanya, menjadi tantangan tersendiri bagi Benny yang bernaung pada Z Speed Motorsport Malaysia ini.
Posisi sebagai juara bertahan, juga tidaklah ringan. Seluruh pembalap tentu menempatkan Benny sebagai target man. Harus bisa mengalahkan dia kalau ingin menjadi juara. Dan sebuah prestasi tersendiri jika bisa mengalahkan sang juara bertahan.
Dari podum 1 kemudian ke podium 3, tetap Benny menebarkan senyuman. Zavian Fabrizio Santoso putra sulungnya yang berusia 12 tahun dan seorang pegokart ikut tersenyum dan tepuk tangan dari bawah podium.
Kemudian, Rendi Erfansyah seorang pembalap drag race tak lain kakak ipar terus mensupport dan menyemangati Benny.
Serta mas Dede, ahli baca log untuk motor balap asal Sukoharjo Solo yang sangat dipercaya dan telah chemistry dengan cara dan keinginan balap Benny.
Iya, 3 sosok itu yang langsung menyemangati dan menjadi supporter sejati atas penampilan gemilang jawara balap mobil ISSOM Sentul yang selama 20 tahun nyaris tak pernah absen membalap.
Shanghai International Circuit, salah satu sirkuit terbaik di dunia dengan panjang 5,321 km menjadi saksi bisu atas kiprah pembalap asal kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang tak keder sedikit pun.
Lihat saja foto di atas, dalam kondisi trek basah, Benny Santoso dengan mobil Hyundai Elantra N TCR livery dominasi warna biru dan kuning sempat memimpin terdepan dalam kondisi wet race.