"Biar tampil beda aja, bro. Ahaha...," beber Arce Meyer tentang livery baru mobil Whooosah dan seragam para peslalomnya.
Rabu dan Kamis (18-19/6/2025, Adrian "Inyong" Septianto masih melakukan latihan di sirkuit Mijen Semarang. Malam nanti rencananya mereka bergerak menuju kota Pahlawan Surabaya.
Peslalom Patungan dan Tak Ada Start Money
Meski musim lalu tampil gemilang dengan memborong beberapa gelar juara nasional, ternyata tim Whooosah bukanlah tim elit yang bergelimang uang.
"Memang ada beberapa sponsor, namun untuk menggulirkan tim agar bisa kompetitif dengan tim-tim besar, kami (para peslalom) urunan, patungan. Iya itu tadi, agar bisa bersaing meraih kemenangan dibutuhkan cost tidak murah," ungkap Arce Meyer.
Biaya cukup besar tersebut terutama untuk membangun mobil, maintenance, serta mengikuti event.
"Urunan tersebut memiliki nilai plus tersendiri, karena kemudian para peslalom lebih merasa memiliki timnya. Dan satu hal yang sangat penting, kami tampil loss, tidak ada pressure, sehingga para peslalom malah bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya," imbuhnya.
Bahkan di Whooosah, tidak ada start money, seperti halnya yang terjadi pada tim-tim slalom pada umumnya.
Menurut Arce Meyer, ada tiga faktor untuk bisa menjadi pemenang. Pertama, faktor mobil, pembalap, dan faktor luck (keberuntungan).
"Dalam balapan, berlaku istilah anything can happpen. Kalau Whooosah mentargetkan menjadi juara, tidak berarti merendahkan tim lain. Mungkin faktor pendukung lainnya, karena kami memiliki pengalaman : Kami memiliki trik edan membuat peslalom Whooosah menang," papar meneer Arce sambil tersenyum penuh penuh arti.
Penutup, Arce Meyer selaku komandan tim Whooosah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para sponsor : HRVRT, Aldila Seat, Efisiensi (nama bus), 368 Motorsport (Fadil dan Tommy Wijaya), Sibima, Finder, Spnx, BRMX, serta beberapa sponsor yang lain.
"Tanpa dukungan para sponsor, Whooosah tidak bisa seperti sekarang : menjadi salah satu tim disegani di ajang Kejurnas Slalom," pungkas Arce Meyer. (budsan)