Baginya, kebersamaan dengan Alex di lintasan balap lebih berarti daripada sekadar mengejar jumlah kemenangan seperti Valentino Rossi (115 kemenangan) atau Giacomo Agostini (122 kemenangan).
"Yang terjadi di Thailand dan Argentina lebih berharga dari sekadar angka kemenangan. Itu bukan hal biasa, dan saya yakin Alex akan segera memenangkan balapan sendiri," tambahnya.
Di Argentina, Marquez harus berjuang lebih keras dibandingkan di Thailand. Jika sebelumnya ia bisa mengontrol kecepatan untuk menjaga ban, kali ini ia mengambil lebih banyak risiko untuk menyalip Alex.
"Saya mengambil tiga kali lebih banyak risiko dibandingkan di Thailand. Jika ini adalah Sprint Race, Alex pasti menang karena dia sangat cepat. Saya bahkan belajar banyak dari gaya membalapnya," ungkapnya.
Meski bersaing ketat, Marquez menegaskan bahwa hubungan dengan sang adik tetap harmonis.
"Kami saling menghormati, saling mendukung, dan yang terpenting, kami tetap bersaudara. Dalam balapan, ada saatnya harus mengambil risiko, bahkan jika itu berarti menyalip saudara sendiri," katanya.
Kini, Marquez merasa berada dalam kondisi mental terbaik setelah melewati empat tahun penuh cedera dan masa sulit.
"Saya kembali setelah masa istirahat terpanjang dalam karier saya. Saya tahu saya ada di tim terbaik dengan tekanan untuk menang, tetapi saat ini yang justru membuat segalanya lebih sulit adalah Alex. Dia tampil luar biasa bersama Gresini Racing, dan saya hanya bisa berusaha memberikan yang terbaik di setiap balapan," tutupnya.
Dengan performa gemilangnya di awal musim, Marquez kini semakin dekat dengan rekor-rekor besar, sekaligus menghadapi tantangan baru: bersaing dengan adik kandungnya sendiri dalam perebutan gelar MotoGP 2025. (Ulil)